Kecintaan pada lagu dan sang bintang tak berhenti pada saat menghadiri konser musik. Sekedar mengisi waktu luang. Karna saking cintanya, maka sampai mengingat terus di kepala. Lagu seakan menjadi dzikir harian.
Sebenarnya ADA yang LEBIH LAYAK dibanding dengan hal diatas. Itulah Al Qur’an yang merupakan kalam Allah. Ia adalah sebuah kitab suci yang merupakan firman Allah, diturunkan kepada Nabi Muhammad, aktivitas membacanya merupakan ibadah yang mendatangkan pahala. Kitab suci yang dibuka dari surat Al Fatihah dan ditutup dengan surat An Naas inilah yang layak untuk dicintai setiap orang. Why ? karena Al Qur’an berisi semua hal yang bermanfaat dan membangkitkan kebahagiaan bagi kita. Bukankah setiap kita ingin bahagia? Tentu saja, karna segala sesuatu yang kita lakukan tak jauh-jauh untuk meraih kebahagiaan. Sesuatu yang membawa kebahagiaan itulah yang paling layak dicintai. Begitu juga, Al Qur’an menunjukan jalan yang lempang bagi kehidupan kita. Orang yang mengikuti Al Qur’an pasti tak akan sesat dalam berkehidupan. Bila kita mau merenungi dan memahami Al Qur’an, maka hal itu akan membersihkan hati sekaligus mengobatinya. Ia pun akan menumpas segala keragu-raguan dan kerancuan pemikiran yang ditiupkan oleh syaitan.
BUKTI CINTA AL QUR’AN
Karna layak dicintai maka setiap muslim akan mengaku cinta pada Al Qur’an. Ngaku cinta boleh-boleh saja, tapi setiap pengakuan butuh pada pembuktian. Lantas, apa yang harus dilakukan? Yaitu bersedia untuk memahami, merenungi dan memikirkan makna-makna Al Qur’an.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? Sekiranya Al Qur’an bukan dari sisi Allah, tentu mereka sudah mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An Nisa’(4):82].
Karna jauh dari Al Qur’an maka penyakit dan kotoran hati tak kunjung enyah. Penyakit tersebut terus mencengkeram mereka. Mengerikan bukan? “Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.” [Al Baqarah(2):10].
Demikian pula, bila kita mau mentadabburi Al Qur’an maka kita akan mengetahui kewajiban-kewajiban agama yang dibebankan Allah kepada kita. Artinya, bila kita tak mau tadabbur Al Qur’an maka kita akan terus berada dalam kebodohan, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci ?” [Muhammad(47):24].
Sumber: majalah elfata edisi 01 vol.10, hal 88
Kami mohon maaf bila terdapat kesalahan. Jikalau ada kritik ataupun pesan dapat disampaikan pada kami.
RISMABA
(Remaja Islam Masjid Baiturrahman)